Pendidikan mitigasi bencana likuefaksi dalam peningkatan resiliensi anak PAUD yang selama ini dilaksanakan di Provinsi Sulawesi Tengah, dijabarkan di bawah ini:
Pertama, Pelaksanaan pendidikan mitigasi bencana likuefaksi pada anak PAUD yang selama ini dilaksanakan di Provinsi Sulawesi Tengah belum memiliki kurikulum mengenai bencana sebelum maupun sesudah bencana terjadi di tahun 2018. Pelaksanaan kegiatan pasca bencana pada anak PAUD yang dilakukan para relawan dari lembaga internasional maupun nasional, masih bersifat menghibur dengan berbagai kegiatan yang menyenangkan anak-anak, seperti bernyanyi, mendengarkan cerita, mendongeng, mewarnai atau menggambar, bermain petak umpet, dan kegiatan lainnya.
Kedua, Kondisi resiliensi anak PAUD di Provinsi Sulawesi Tengah sangat bervariasi yang dialami, dari anak yang masih cemas dan gelisah, masih ada anak yang tidak mau ditinggal Ibunya saat di sekolah, bahkan ada anak yang masih histeris menangis bila merasa tanah atau lantai di kelas yang dipijak bergetar. Selain anak yang masih tertekan atau stress, sebagian anak lainnya sudah lebih tenang, ceria, bisa bermain tanpa ada rasa cemas atau tertekan.
Pengembangan model circuit play berorientasi pendidikan mitigasi bencana likuefaksi dalam peningkatan resiliensi anak PAUD di Provinsi Sulawesi Tengah.
Pertama, Analisis kebutuhan model circuit play dengan konsep pendidikan mitigasi bencana likuefaksi, diawali dari analisis masalah dan analisis potensi, kemudian kebutuhan dari tiap lima PAUD yang telah diteliti, yaitu: 1) Anak perlu dilatih dan dibiasakan untuk selalu aktif bergerak, agar anak terampil dan tangguh untuk bersiaga menyelamatkan diri dari bencana. 2) Anak perlu dibekali rasa percaya diri dan dipersiapkan bekal mental maupun daya tahan fisiknya saat menghadapi kondisi susah atau sulit; dan 3) Kerjasama pihak sekolah yang mengizinkan dan memberi kesempatan pada peneliti untuk menerapkan model circuit play yang dapat menjadi bekal anak saat situasi bencana terjadi.
Kedua, Konsep desain awal model circuit play, dibuat dua tahap bermain, yaitu tahap pertama dengan matras bermain ada Pos 1 sampai Pos 4. Tahap kedua jumlah Pos ada 8, dari Pos 5 sampai Pos 12.
Ketiga, Hasil validasi model circuit play oleh pakar/ahli, penilaian dari para ahli materi pada tahap pertama dan tahap kedua, terdapat peningkatan secara signifikan. Penilaian ahli materi dosen dari 3,69 meningkat menjadi 3,94. Sedangkan, penilaian ahli materi guru dari 3,31 menjadi 3,81. Penilaian ahli media dosen dari 3,88 meningkat menjadi 3,97. Sedangkan, penilaian ahli media guru dari 3,41 menjadi 3,91. Dari hasil tersebut, kategori interval skor analisis data yang diperoleh menjadi kategori “Sangat Baik” atau sangat layak untuk digunakan atau diterapkan model pengembangan circuit play berorientasi pendidikan mitigasi bencana likuefaksi yang sudah dibuat untuk sekolah PAUD yang berada di lokasi bencana tersebut.
Keempat, Deskripsi uji coba desain awal (draf) model circuit play, meliputi hasil uji coba terbatas dilakukan di TK Harapan Bangsa Jono Oge Kabupaten Sigi Biromaru, ada 6 anak yang diteliti saat bermain circuit play tahap pertama ini dan hasil uji coba semua bisa memainkan dengan baik. Respon anak juga sangat antusias dan bersemangat saat memainkan. Meski ada beberapa catatan perbaikan untuk desain atau model circuit play ini. Sedangkan, hasil uji coba luas, terbukti dari 87 anak yang diteliti saat memainkan circuit play, ada 92% yang sangat senang, antusias, dan bersemangat memainkan, sampai ada beberapa anak mengulangi dari awal lagi untuk berlatih gerakan yang sesuai dengan gambar atau tantangan tugas yang ditampilkan. Ada 12% yang tidak terlalu antusias atau senang memainkan. Setelah ditelusuri lebih lanjut, ada anak yang baru bangun tidur dan belum bersemangat kembali ke sekolah. Ada anak lainnya yang kondisi tubuh tidak fit dan hanya duduk mengamati temannya bermain.
Kelima, Deskripsi model circuit play pada produk akhir/final, setelah direvisi dan diperbaiki kembali, model circuit play kemudian diujikan kembali di lima PAUD di Provinsi Sulawesi Tengah, yaitu TK Sis Al Jufri 2 di Petobo Kecamatan Palu Selatan ada 25 anak; TK Al Iqro ada 29 anak dan ada 9 anak di TK Aisyiyah V Balaroa Kecamatan Palu Barat; ada 12 anak di TK Harapan Bangsa Jono Oge dan ada 12 anak di TK-SD Satu Atap Sibalaya Selatan di Kabupaten Sigi Biromaru. Total 87 anak yang telah diteliti.
Keefektifan produk atau model circuit play berorientasi pendidikan mitigasi bencana likuefaksi dalam peningkatan resiliensi anak PAUD di Provinsi Sulawesi Tengah telah terbukti sangat layak diterapkan di PAUD dengan gambaran hasil respon hasil respon anak saat bermain circuit play, sebesar 92%, artinya anak menikmati pengalaman bermain circuit play dan ada 12%, artinya anak tidak terlalu antusias saat memainkan circuit play.